Karakteristik Televisi: Televisi sebagai media elektronik audio visual dapat menghadirkan sesuatu yang actual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya. Contoh yang paling nyata adalah saat kita melihat pertandingan liga utama Inggris, Talk Show Empat Mata, Grand Prix Formula 1 dan Upacara 17 Agustus di Istana Negara. Itulah yang membedakan dengan film. Jika film, kita harus menunggu beberapa saat dulu sebelum dilihat. Disebabkan karena melalui proses yang panjang, dari penulisan naskah, persiapan produksi, produksi atau rekaman dan paska produksi (editing, dubing dan mixing). Dari uraian tersebut maka kita harus dapat memikirkan apa yang akan kita produksi harus mudah dimengerti olah khalayak. Kita dapat menerima informasi melalui panca indera kita seperti mata, telinga, hidung, kulit dan mulut. Mata merupakan alat penerima informasi terbesar yaitu 75 %. Itulah sebabnya mengapa ada orang yang berani meyakinkan orang lain dengan mengatakan “Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri”. Media Televisi menghadirkan informasi tidak hanya yang bersifat Visual tapi juga Audio, walaupun unsur unsur visual lebih dominan. Tema/Ide Ide adalah Pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton. Ide biasanya dapat datang dari pimpinan produksi, penulis naskah, sutradara atau pengarah acara. Tema untuk program siaran televisi adalah apa yang disebut Simulated Experience tentang:
(Maka kita perlu menyesuaikan dengan Selera, Keinginan dan Kebutuhan Khalayak) Tema yang tidak cocok untuk televisi: Tema yang abstrak misalnya menggambarkan kemungkinan kondisi ekonomi atau politik pada lima tahun mendatang serta berbagai upaya untuk mengatasi. Tema tersebut lebih mudah diucapkan daripada ditunjukkan dengan gambar. Tema yang disusun berdasarkan teori dan kelihatannya mudah misalnya: A adalah B tetapi bukan D sedang D sendiri sama saja B. Tema yang memerlukan berbagai table, grafik, yang memerlukan penjelasan dan durasi panjang untuk mengamati. Tema yang mengharuskan khalayak untuk mengingat perbendaharaan ilmu pengetahuan. Tema yang tidak dapat dimanfaatkan apabila data tidak ada di khalayak. Contoh: saat kita mendengarkan ceramah yang alat peraganya menggunakan overhead projector dan sebagainya. Dapat anda bayangkan jika peserta belum memiliki catatan atau naskah maka peserta harus tergesa gesa mencatat. Untuk televisi jelas durasi sangat terbatas. Tema yang sulit dijelaskan dengan gambar kecuali dengan kata kata. Seperti perintah “Tolong pakaian bayi itu diganti”. Nah ini cukup diucapkan saja. Gambar Yang Logis Orang melempar batu. Dari Long Shot orang yang akan melempar batu, Medium Close Up Orang yang siap melempar batu dan melempar, cut to…. Extreme Long shot Pasar, Medium shot pembeli membelakangi kamera dan terlihat penjual sedang membungkus cabe. Beberapa orang sedang makan makanan yang lezat di sebuah restoran yang mewah sedangkan gambar lain menunjukkan seorang gadis sedang duduk dipinggir jalan, kedinginan dengan pakaian lusuh. Ini menunjukkan suatu adegan yang kontras. Sebuah pantai di pulau yang indah, dengan hamparan pasir yang putih, terlihat beberapa orang asing sedang berjemur lalu terlihat mereka membuang plastik dan sampah seenaknya. Fade out to Fade in gambar pantai yang kumuh dan sepi. Sarana Produksi Pada Organisasi Stasiun Televisi biasanya terdapat crew atau kelompok kerja produksi, pengisi acara (artis), dan peralatan. Crew Produksi terdiri dari Satuan kerja produksi: – Kepala Siaran, Perencana Siaran/Produser, Pengarah Acara, Penulis Naskah, Pembaca Berita, Pewawancara (reporter), Penyiar Kesinambungan atau Continuity Announcer. Fasilitas Produksi: – Perekayasa Dekorasi, Perekayasa Grafik, Peneta Rias dan Busana, Propertyman, Pelukis. Satuan Kerja Operator Teknik: -Technical Director, Penata lampu (cahaya), Kameraman, Penata Suara, Switcherman. Satuan Kerja Teknisi (engineering): – maintanace, instalator (pemasang), Telecine, VTR, Pemancar. Pengisis Acara Pakar, Artis, Tokoh masyarakat, Penyanyi, Presenter. Peralatan Produksi Kamera, Lighting (lampu), Microphone, Tripood, Crane, Dolly, Pedestal, Switcher, Mixer, Video Tape Recorder. Biaya Produksi, Organisasi Pelaksanaan Produksi Kita dapat menggali sumber dana untuk biaya produksi, antara lain: a. Private Investor : Perorangan yang tertarik untuk berinvestasi dalam sebuah produksi. Biasanya ada yang berhitung secara bisnis (memberi modal) atau sekedar mencari kepuasan ataupun prestis. (misalnya : Rudy Sujarwo dan Setiawan Djodi) b. Corporate Sponsorship Perusahaan publik yang memiliki alokasi dana untuk produksi film/video misalnya: Sony, Mobil Oil, Panasonic, BASF. Kita dapat menawarkan proposal produksi kita melalui humas perusahaan tersebut. c. Public Foundation Grants BP2N di Indonesia pernah memberi pinjaman dana untuk beberapa film karya: Nano, Garin Nugroho, Slamet Rahardjo dsb. d. Pemerintah Daerah Pemda sering mendanai sebuah produksi film/video untuk tujuan mengenalkan potensi daerah atau promosi wisata misalnya Pemda DKI yang mendanai film Fatahilah karena mengandung unsur sejarah. e. Private Foundation Grants Adalah Yayasan yang didirikan perorangan misalnya Ford Foundation, Rockefeler Found dsb. f. Kredit dari Bank g. Festival Internasional Beberapa festival di luar negeri meneydiakan bantuan untuk dana produksi dan tentunya menyediakan hadiah/penghargaan bagi pemenangnya. Antara lain: Roterdam FF, Pusan FF, dsb Organisasi Pelaksana Produksi adalah organisasi yang menyelenggarakan produksi. Oragnisasi ini berperan dalam pembuatan produksi dan bertugas melaksanakan persiapan hingga siap tayang atau siap ditonton oleh audience. Tim produksi ini bisa merupakan lembaga lembaga yang berkompeten, production house dan televisi. Tugas dan Tangungjawab Pelaksana Produksi Produser: Bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi. Ide bisa datang dari produser ataupun orang lain. Produser harus memiliki kepekaan terhapa kepentingan khalayak penonton. Produser juga bertugas: Melakukan konsultasi dengan penulis naskah. Melakukan analisa dan bedah naskah Menyusun crew produksi Merencanakan susunan artis bersama pengarah acara Merencanakan anggaran Produksi Membentuk unit pelaksana kerja produksi, PD, FD, Asisten PD, Art Director, Unit Manajer Merencanakan peralatan yang dibutuhkan sesuai tuntutan naskah yang dikonsultasikan bersama Technical Director. Membagikan scenario kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan produksi. Mengawasi kegiatan produksi secara menyeluruh Memperhatikan latihan latihan dan melakukan evaluasi yang diperlukan tanpa merubah anggaran Evaluasi waktu Bila siaran Live, membantu PA Bila rekaman, memastikan gambar gambar yang akan digunakan bersama PA Berkoordinasi dengan stasiun penyiaran. Pengarah Acara Pengarah acara adalah orang yang bertugas menginterpretasikan naskah kedalam bentuk audio visual, pola pikirnyh harus mengingat kepentingan khalayak dan sejalan dengan pemikiran produser. Pengarah Acara harus kreatif, mampu bekerjasama dengan pihak lain, ngemong, mendengarkan dan menerima pendapat oranglain yang mendukung proses produksi, serta menjadi pengambil keputusan yang tepat. Bertanggungjawab terhadap hasil kerjanya. Mampu mengarahkan artis Mampu mengarahkan kameraman Mampu mengarahkan tata cahaya Mengerti dan mengarahkan tata suara Mengarahkan dan mengerti tata artistic Mengarahkan kostum, makeup, set dekor, property Penulis Naskah Bila diperlukan, bekerjasama dengan Produser dan Pengarah Acara dalam mengembangkan naskah dan formatnya, merevisi sampai ada kesepakatan. Asisten Pengarah Acara Membantu PA menyiapkan produksi Membantu PA mengarahkan dan melatih baik didalam maupun luar studio Membantu PA dalam pengambilan gambar dengan memberi tanda tanda Membantu PA saat editing Membuat Camera Card Pengarah Teknik Mendiskusikan fasilitas teknik yang diperlukan dengan PA dan atau Produser Bertanggungjawab terhadap kualitas teknik Bertindak sebagai Switcherman pada saat latihan dan rekaman Mengoperasikan Switcing Board pada saat Pasca Produksi Penata Suara Menyusun tim audio bersama PA Menyiapkan logistik rekaman Memimpin kerabat kerja audio dan Control Room Menyiapkan audio pada audio consul Melakukan Checking terhadap mike dan audio balance Melakukan audio mixing Mengoperasikan audio consul pada saat pasca produsi Penata Cahaya Berdiskusi dengan PA dan Perekayasa dekorasi tentang tata letak dekornya Melakukan inovasi tata cahaya sesuai kebutuhan naskah dan skema penempatan lampu Mengawasi penempatan dan focus peralatan tata cahaya Mengarahkan penataan peralatan tata cahaya agar dihasilkan tata cahaya yang optimal dan seimbang Memimpin dan mengrahkan pengoperasian peralatan tata cahaya Rekayasa Dekorasi Berdiskusi dengan PA, Penata Cahaya tentang tata letak dekorasi secara keseluruhan Melakukan inovasi setting dan design sesuai kebutuhan naskah Mengawasi pembuatan konstruksi set Mengawasi aktifitas perekayasaan dan tata panggung di studio Melakukan perubahan jika diperlukan Bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas di studio/stage Bertindak sebagai Pengarah Acara (melihat dan mendengarkan apa yang terjadi di lantai studio saat latihan dan produksi) Melanjutkan aba aba dari PA kepada pengisi acara baik saat latihan maupun produksi Bertanggung jawab terhadap property dan kostum selama latihan Kamerawan Mempersiapkan kamera untuk produksi Mengoperasikan kamera selama latihan dan produksi Teknisi Menyiapkan dan menset kamera agar menghasilkan gambar yang bagus Menjaga Camera Control Unit agar ketajaman tidak berubah ubah meskipun terjadi perubahan situasi Membantu PA untuk mendapatkan visual effect yang dibutuhkan Memberikan solusi bersama penata cahaya bila terjadi kebocoran cahaya dalam pengambilan gambar Menjaga CCU selam produksi |
Kamis, 10 Februari 2011
Materi Produksi dan Sarana Produksi (Berfikir Tentang Produksi Program TV)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar